Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Kasihan pada SBY, DPR desak KPK tuntaskan kasus Bank Century

Gambar
Ketua DPR  Bambang Soesatyo (Bamsoet)   menanyai polemik artikel media asing Asia Sentinel soal masalah  Bank Century  yang juga menyeret seorang Presiden ke-6 RI  Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)  atas kasus pencucian uang. Bamsoet  meminta KPK untuk segera menuntaskan masalah   Bank Century . Sebagai inisiator Hak Angket  Century  saat itu,  Bamseot  telah telah merekomendasikan dugaan perbuatan melanggar hukum. Maka dari itu yang bisa dilakukan yaitu mempojokan   KPK untuk segera menuntaskan kasus tersebut. Politisi Golkar ini juga meminta agar kasus ini tidak dibiarkan menggantung. Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)  Bambang  Soesatyo menuturkan desakan itu dilakukan bersama beberapa mantan anggota Pansus Hak Angket Bank Century. Dia ingin kasus Century mendapatkan titik terang setelah sekitar 10 tahun mangkrak. "Kami inisiasi hak angket Bank Century kami bersembilan. Sudah hampir 10 tahun kasus ini terus menggantung kehadiran kawan-kawan disini

MAKI dan Nadia Mulya Akan Kembali Datangi KPK Soal Korupsi Bank Century

Gambar
Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman dan anak mantan Deputi Gubernur BI Bidang Pengelolaan Moneter dan Devisa Budi Mulya, Nadia Mulya, sudah datang lagi  KPK  sebab ingin mengasih surat dokumen bukti untuk   kasus Bank Century . "Saya dan Nadia Mulya akan datangi KPK guna menyerahkan dokumen bukti untuk kasus Century guna mempercepat penanganan perkara Century," kata Boyamin melalui pesan singkat. Menurut Boyamin, bukti-bukti yang akan diserahkan pihaknya juga untuk memperkuat bukti-bukti yang telah dimiliki KPK untuk mengusut dugaan pelaku lainnya dalam kasus korupsi Bank Century yang belum tersentuh hukum. "Bukti tersebut perlu diserahkan kepada KPK. Kepentingan bagi MAKI adalah untuk memperkuat Preperadilan yang sudah didaftarkan di Pengadilan Negeri Pusat Jakarta Pusat," ujarnya. MAKI mempraperadilankan kembali  KPK  karena amar putusan Praperadilan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 24/Pid.Prap/2018/PN.Jkt.Sel m

Para Inisiator Hak Angket DPR Kembali Ungkit Kasus Century

Gambar
TERPIDANA korupsi megaproyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (KTP-E) Setya Novanto mengaku memiliki bukti kuat untuk membantu penyidik KPK membongkar kasus Bank Century yang terjadi di zaman kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya ada sejumlah nama yang punya peran dalam menetapkan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik serta berlanjut dengan pengucuran dana talangan untuk bank tersebut. Hal tersebut diungkapkan   Setya Novanto  saat menjawab pertanyaan awak media terkait ada atau tidaknya kemungkinan keterlibatan SBY dalam kasus pemberian persetujuan penetapan pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) kepada  PT Bank Century.  Terpidana korupsi proyek e-KTP itu meyakini mempunyai data yang kuat dan akurat terkait pihak-pihak yang terlibat dalam  kasus Century  tersebut. Sebab pada saat itu  Novanto  sebagai Ketua Fraksi Golkar di DPR RI, dan ketua pansus yang saat itu ditunjuk adalah anggota Fraksi Partai Golkar, Idru

KPK harus berani melanjutkan Kasus Bank Century ini.

Gambar
Masyarakat Indonesia saat ini dibuat heboh perihal dengan artikel yang berisi tentang hasil-hasil investigasi tentang kasus dibalik Bank Century hingga menjadi Bank Mutiara yang saat ini diasuh oleh  J-Trust Bank oleh laman berita Asia Sentinel pada Senin (11/9) lalu. Dalam hasil investigasinya, terungkap adanya dugaan konspirasi pencurian uang negara. Media tersebut menyebutkan bahwa peristiwa itu sebagai “pencurian kleptokratis terbesar dalam sejarah Indonesia”. Artikel tersebut ditulis langsung oleh pendiri Asia Sentinel , John Berthelsen. Dan sebanyak 30 pejabat diduga terseret dalam skema pencurian akbar tersebut, termasuk Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Legislator Mukhamad Misbakhun turut berkomentar terhadap pemberitaan Asia Sentinel tersebut melalui akun medsosnya. Pejuang perpajakan tersebut terpantau AKURAT.CO pada Kamis (13/9) melalui linimasa twiternya @MMisbakhun menuliskan, Semoga @KPK_RI masih punya keberanian untuk

Skandal Pencurian Uang melalui Bank Century, Harus diusut Tuntas !

Gambar
Masalah pencurian uang melalui Bank Century di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali mucul di permukaan setelah media daring Asia Sentinel mengungkap adanya  sebuah konspirasi pencurian uang negara hingga USD 12 miliar tersebut. Apalagi adanya artikel yang ditulis pendiri Asia Sentinel, John Berthelsen membuat Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief menyerang politikus Golkar Mukhammad Misbakhun . Dia menuding Misbakhun yang ada di belakang berita media asing, Asia Sentinel. Misbakhun pun menegaskan tulisan di Asia Sentinel tidak sepenuhnya baru, karena sudah menjadi temuan audit investigasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Pansus Angket DPR 2009-2014. Sementara itu, berhubung pihak yang mengkaitkan kasus Century dengan dirinya, Misbakhun mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak terkait dengan kasus Century sesuai hasil putusan pada tingkat  Peninjauan Kembali (PK) Mahkamah Agung. “Saya bebas murni pada tahun 2012. Di putusan PK t

Undangan Berkop Untuk Misbakhun adalah surat HOAX

Gambar
Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun merasa jadi sasaran hoaks. Penyebabnya adalah undangan jumpa pers dalam bentuk PDF berkop Ratna Sarumpaet Crisis Center (RSCC) di ruang kerja anggota Fraksi Partai Golkar DPR yang terkait Ruben PS Marey yang konon menjadi korban pemblokiran undang-undang pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani . Misbakhun menyatakan, dia tidak pernah berhubungan dengan RSCC dalam bentuk apa pun. “Tidak saya tahu ada lembaga itu (RSCC, red),” katanya melalui pesan singkatnya kepada wartawan, Minggu (16/9). Legislator yang dikenal dengan dukungan Presiden Jokowi itu menyatakan bahwa dia tidak pernah membuat kesepakatan dengan RSCC untuk memfasilitasi undangan jumpa pers di ruang belakang besok (17/9). Bahkan, Misbakhun sama sekali tidak tahu subtansi masalah kasus pembekuan akun yang mencerminkan milik Ruben S Marey S.Sos dan kawan-kawan dalam diundang RSCC. "Saya tidak pernah tahu, Men

Semoga KPK Punya Nyali Lanjutkan Kasus Sentury dengan diduganya Mantan Presiden yaitu SBY

Gambar
Masyarakat Indonesia tengah dibuat heboh terkait dengan artikel yang berisikan tentang hasil-hasil investigasi tentang kasus dibalik Bank Century hingga menjadi Bank Mutiara yang saat ini dipegang oleh J-Trust Bank oleh laman berita Asia Sentinel pada Senin (11/9) lalu. Dalam hasil investigasinya, terungkap adanya dugaan konspirasi pencurian uang negara. Media tersebut menyebutkan bahwa peristiwa itu sebagai “pencurian kleptokratis terbesar dalam sejarah Indonesia”. Artikel tersebut ditulis langsung oleh pendiri Asia Sentinel, John Berthelsen. Dan sebanyak 30 pejabat diduga terseret dalam skema pencurian akbar tersebut, termasuk Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Legislator Mukhamad Misbakhun turut berkomentar terhadap pemberitaan Asia Sentinel tersebut melalui akun medsosnya. Pejuang perpajakan tersebut terpantau AKURAT.CO pada Kamis (13/9) melalui linimasa twiternya @MMisbakhun menuliskan, Semoga @KPK_RI masih punya keberanian untuk mel

Kasus Century harus diselesaikan sampai akar-akarnya

Gambar
Skandal pencurian uang melalui Bank Century di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali mucul di permukaan setelah media daring Asia Sentinel mengungkap adanya konspirasi pencurian uang negara hingga USD 12 miliar tersebut. Dengan adanya artikel yang ditulis pendiri Asia Sentinel, John Berthelsen membuat Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief menyerang politikus Golkar Mukhammad Misbakhun . Dia menuding Misbakhun ada di belakang berita media asing, Asia Sentinel. Misbakhun pun menegaskan tulisan di Asia Sentinel tidak sepenuhnya baru, karena sudah menjadi temuan audit investigasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Pansus Angket DPR 2009-2014. Sementara Itu, Berlangganan parties Yang  mengkait - kaitkan  Kasus Century  dengan di rinya  ,  Misbakhun mengatakan bahwa dirinya  sama Sekali tidak berlangganan dengan Kasus Century Sesuai hasil temuan Putusan pada Tingkat     Peninjauan Kembali (PK) Mahkamah Agung  . “Saya bebas mu

Misbakhun : Saya merasa jadi sasaran Hoaks Undangan Berkop Surat Ratna Sarumpaet Crisis Center

Gambar
Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun merasa jadi sasaran hoaks. Alasannya adalah undangan jumpa pers dalam bentuk PDF berkop Ratna Sarumpaet Crisis Cente r (RSCC) di ruang kerja anggota Fraksi Partai Golkar DPR yang terkait Ruben PS Marey yang konon menjadi korban pemblokiran undang-undang pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani . Misbakhun menyatakan, dia tidak pernah berhubungan dengan RSCC dalam bentuk apa pun. “Tidak saya tahu ada lembaga itu (RSCC, red),” katanya melalui pesan singkatnya kepada wartawan, Minggu (16/9). Legislator yang dikenal dengan dukungan Presiden Jokowi itu menyatakan bahwa dia tidak pernah membuat kesepakatan dengan RSCC untuk memfasilitasi undangan jumpa pers di ruang belakang besok (17/9). Bahkan, Misbakhun sama sekali tidak tahu subtansi masalah kasus pembekuan akun yang mencerminkan milik Ruben S Marey S.Sos dan kawan-kawan dalam diundang RSCC. "Saya tidak pernah tahu, Mendengar pun tid

Sebuah tuduhan dari andi arief yang tanpa bukti akurat

Gambar
Politikus Golkar Mukhammad Misbakhun sangat membantah tuduhan atas Wasekjen Demokrat Andi Arief yang menyebut dirinya itu disitus media daring Asia Sentinel.  Dalam artikel yang dituliskan oleh Asia Sentinel, John Berthelsen, istilah hasil pencucian uang di tahun Pemerintahan Susilo Bambang Yudhyono (SBY) oleh Bank Century. “ Soal tuduhan itu yang disampaikan untuk menanyakan ke Pak  Andi Arief lagi . Kan dia yang menyebar luaskan isu itu. Silakan dia yang membuktikan tuduhan itu yang tidak mempunyai bukti. Selama ini kan dia sukanya menuduh tanpa bukti. Bicara soal Jenderal Kardus, bicara soal mahar politik segala isu yang dia tanyakan lenyap begitu saja tanpa bukti , ”kata Misbakhun dalam keterangan yang disingkat AKURAT.CO , Kamis (13/9). Pria kelahiran Pasuruan ini mengaku tidak mempunyai kewajiban atau hak menggerakkan media yang seperti yang dituduhkan Andi sendiri. " Memangnya aku ini siapa yang bisa dianggap bisa menggerakkan media asing untuk menulis soa